Pangkalpinang, IrroNews.com – Di tengah udara sejuk dan lanskap menakjubkan Papua, jauh dari kampung halamannya di Bangka Belitung, seorang Polwan muda menjalani hari-harinya bukan hanya sebagai penjaga keamanan, tapi juga sebagai pelayan hati dan suara rakyat Papua.
Namanya Bripda Annisa Mahardika, atau yang akrab disapa rekan-rekannya sebagai Bripda Em. Sudah delapan bulan berlalu sejak Bripda Annisa menginjakkan kaki di Tanah Papua. Ia tergabung dalam Satgas Humas Operasi Damai Cartenz 2025, misi besar yang tidak hanya menuntut profesionalisme, tapi juga empati dan pengabdian total kepada masyarakat.
“Saya berangkat tanggal 9 Januari 2025. Hari ini genap delapan bulan. Waktu terasa cepat karena tiap harinya penuh pengalaman baru,” ujar Annisa, dalam wawancara lewat sambungan telepon, Selasa (9/9/2025) malam.
Bagi lulusan Bintara Polri tahun 2021 ini, bergabung dalam operasi di Papua bukan sekadar tugas. Ini adalah panggilan hati.
“Saya memang punya keinginan sendiri untuk ikut. Bukan cuma ingin menambah pengalaman, tapi juga ingin benar-benar hadir untuk masyarakat, memberi arti lewat kehadiran saya di sini,” tuturnya.
Sebagai anggota Humas Polda Bangka Belitung, Annisa kini mengemban peran strategis dalam Satgas Humas. Namun tugasnya tidak melulu soal menyusun laporan atau menyebarkan informasi. Justru, sebagian besar waktunya dihabiskan di tengah masyarakat.
“Kami berbaur dengan warga, terutama anak-anak. Kami ajak mereka bermain, belajar, tertawa bersama. Dari situ kedekatan tumbuh dengan sendirinya. Kehadiran kami bukan untuk mengatur, tapi untuk mendengar dan merasakan,” katanya.
Annisa mengenang momen-momen manis bersama masyarakat di Kabupaten Timika, wilayah penugasannya. Dari tawa polos anak-anak hingga sambutan hangat para mama Papua yang memperlakukannya bak keluarga sendiri.
“Yang paling membekas itu… kehangatan mama-mama Papua. Rasanya seperti punya ibu-ibu baru di sini. Mereka sangat tulus,” ujarnya sambil tertawa kecil.
Namun di balik senyum dan semangat yang ditunjukkannya, ada rindu yang tak bisa disembunyikan. Sudah delapan bulan ia tak bertemu keluarga di Bangka Belitung.
“Tentu kangen keluarga, itu nggak bisa dipungkiri. Tapi rasa rindu itu saya ubah jadi motivasi. Saya percaya, ini bagian dari pengabdian saya kepada negara,” katanya tegas.
Untuk mengobati rindu, Annisa kerap menyempatkan diri melakukan panggilan video atau sekadar berbagi foto dengan keluarga di sela waktu istirahat. Ia juga mengandalkan dukungan sesama rekan satuan tugas untuk saling menyemangati.
“Kami saling jadi penghibur. Di sini, teman-teman sudah seperti saudara. Rasanya seperti membentuk keluarga kedua,” ungkapnya.
Kini, di tengah rutinitas sebagai bagian dari Operasi Damai Cartenz, Bripda Annisa tak hanya belajar tentang tugas dan tanggung jawab, tapi juga tentang makna ketulusan dan keikhlasan dalam mengabdi.
“Saya bangga bisa menjadi bagian dari tim ini. Papua bukan hanya tempat saya bertugas. Papua telah memberi saya pelajaran hidup yang tak ternilai,” tutupnya dengan nada haru. (Tn)






