Pangkalpinang, IrroNews.com – Dalam menghadapi kompleksitas industri pertimahan di Bangka Belitung, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Babel mengambil langkah proaktif dengan mendorong model kolaborasi yang inklusif dan berkelanjutan.
Organisasi ini menyatakan kesiapannya untuk menjadi katalisator dialog antara Gubernur Babel Hidayat Arsani dan PT Timah Tbk guna membangun sinergi yang menguntungkan semua pihak terutama penambang rakyat yang selama ini menjadi kelompok paling rentan.
Ketua Umum BPD HIPMI Babel, dr Harry Ardianto, menyebutkan bahwa keberlanjutan sektor tambang tidak bisa hanya bergantung pada pendekatan hukum dan regulasi semata, tetapi harus dibarengi dengan keterlibatan masyarakat akar rumput.
“Pertambangan yang sehat adalah pertambangan yang adil. HIPMI siap mengambil peran strategis untuk mempertemukan semua aktor agar tidak ada lagi komunikasi yang tersumbat. Penambang rakyat harus punya suara dalam sistem,” ujar Harry, Selasa (2/9/2025).
Menurut Harry, akar masalah bukan sekadar persoalan legalitas atau pelanggaran, melainkan juga kurangnya ruang dialog yang terbuka antara pemangku kepentingan.
Ia menekankan pentingnya pola pendekatan yang tidak represif namun tetap tegas, sekaligus memberikan alternatif bagi para penambang tradisional agar tidak terdorong ke jalur ilegal.
HIPMI melihat potensi besar jika pemerintah daerah dan PT Timah mampu membangun kemitraan strategis yang membuka ruang bagi para penambang rakyat untuk terlibat secara resmi dan produktif dalam rantai industri timah nasional.
“Penambang kecil jangan hanya jadi objek razia, tapi harus dijadikan mitra dalam sistem yang legal dan transparan. Misalnya, dengan memberikan akses resmi menjual hasil tambangnya ke PT Timah,” jelasnya.
Untuk itu, HIPMI mendorong dibentuknya forum lintas sektor yang melibatkan pemerintah daerah, PT Timah, aparat penegak hukum, serta perwakilan komunitas penambang.
Forum ini diharapkan bisa merumuskan arah kebijakan tambang yang tidak bersifat elitis, namun berpijak pada realitas sosial dan ekonomi masyarakat Babel.
“Kami tidak ingin hanya mengeluhkan. HIPMI siap jadi jembatan solusi. Karena masa depan pertambangan timah di Babel harus dibangun bersama—oleh dan untuk rakyat,” tutup Harry. (Tn)
