Pangkalpinang, IrroNews.com – Pemerintah Kota Pangkalpinang terus memperkuat sistem perlindungan bagi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) melalui pendekatan kolaboratif yang melibatkan keluarga, komunitas, dan lembaga terkait.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya serius dalam mencegah warganya terjerat pekerjaan ilegal di luar negeri, seperti judi online dan aktivitas penipuan digital (scam).
Dalam Rapat Koordinasi Perlindungan dan Penanganan PMI yang digelar di Swiss Bell Hotel pada Rabu (09/07/2025), Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Pangkalpinang, Juhaini, menyampaikan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk memastikan keamanan dan keselamatan calon migran.
“Kami tidak bisa hanya mengandalkan aparat atau lembaga formal. Keluarga, tokoh masyarakat, RT/RW, bahkan organisasi pemuda harus menjadi bagian dari sistem pengawasan dan edukasi,” ujar Juhaini.
Menurut data, terdapat sekitar 80 warga Pangkalpinang yang saat ini bekerja di luar negeri, dengan satu orang di antaranya masih tertahan akibat terlibat dalam pekerjaan ilegal. Situasi ini mendorong Pemkot untuk bergerak cepat memperkuat pengawasan dan literasi masyarakat soal migrasi aman.
Pemkot Pangkalpinang saat ini tengah menjalin koordinasi intensif dengan Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Wilayah Sumatera Selatan guna memfasilitasi pemulangan warga yang terdampak dan memastikan perlindungan mereka pascakepulangan.
Edukasi berbasis komunitas pun menjadi prioritas utama.
“Melalui pelibatan tokoh lokal, kami ingin informasi tentang prosedur legal dan risiko kerja ilegal bisa sampai langsung ke masyarakat, terutama di tingkat keluarga,” jelas Juhaini.
Ke depan, pemerintah kota juga akan menggencarkan kampanye anti-perdagangan orang dan rekrutmen ilegal dengan pendekatan kultural dan teknologi digital.
Langkah-langkah ini diambil sebagai respons atas meningkatnya modus perekrutan kerja ilegal yang menyasar masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Pemkot berharap, sistem perlindungan yang dibangun ini bisa menekan angka migrasi non-prosedural dan menjadikan Pangkalpinang sebagai kota yang aman bagi calon pekerja migran. (Tn)
