Pemkot Pangkalpinang Giat Lestarikan Budaya Lewat Program “Budaya Masuk Sekolah”

Pangkalpinang, IrroNews.com – Upaya pelestarian budaya lokal di Kota Pangkalpinang kini semakin terasa melalui gebrakan kreatif dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud).

Lewat program “Budaya Masuk Sekolah”, Pemkot Pangkalpinang berkomitmen menanamkan kecintaan terhadap warisan budaya sejak dini kepada generasi muda.

Bacaan Lainnya

Tidak sekadar program formalitas, inisiatif ini dibangun dengan landasan riset dan kesiapan sumber daya yang matang, termasuk kehadiran maestro budaya, tokoh pelaku budaya yang tidak hanya berkompeten tapi juga memiliki dedikasi tinggi terhadap pelestarian budaya lokal.

Salah satu contoh sukses dari program ini adalah “Gasing Masuk Sekolah” yang bergulir sejak 2020. Permainan tradisional ini tidak hanya dihidupkan kembali, tetapi dikembangkan secara sistematis berkat dukungan maestro gasing yang telah memiliki pabrik sendiri, menciptakan aturan main, hingga aktif menyosialisasikan permainan ini ke sekolah-sekolah.

“Kenapa gasing bisa jalan? Karena dari hulunya sudah siap. Ada maestro yang lengkap, bahkan punya semangat luar biasa untuk bantu Pangkalpinang,” ujar Ratna Purnamasari, Kepala Bidang Kebudayaan Dindikbud Pangkalpinang, Senin (7/7/2025).

Tak hanya gasing, alat musik tradisional dambus juga turut diperkenalkan melalui program “Dambus Masuk Sekolah” yang dirintis sejak 2020. Dimulai dari pelatihan guru seni budaya, program ini berkembang pesat: dari lima sekolah di 2022, naik menjadi dua belas sekolah pada 2023.

Meski pada 2024 mengalami penurunan akibat kendala sertifikasi guru, semangat pelestarian tetap menyala. Ratna menegaskan bahwa terbatasnya anggaran tak menyurutkan langkah mereka.

“Melalui kerja sama dengan sekolah, kami terus dorong program seperti Dambus, Sejarawan, dan Budayawan Masuk Sekolah. Insyaallah tahun ajaran baru ini kami mulai di SMK 1 dan SMA 3 sebagai sekolah percontohan,” jelasnya.

Sasaran utama program ini adalah siswa baru, dengan pelaksanaan dijadwalkan pada akhir Juli atau awal Agustus mendatang.

Menariknya, meskipun jumlah sekolah peserta fluktuatif setiap tahunnya, antusiasme tetap tinggi. Tahun ini, direncanakan ada 12 guru budaya yang akan diterjunkan, meskipun dua di antaranya harus digantikan karena belum mengantongi sertifikat.

Ke depan, program ini tak hanya terbatas pada gasing dan dambus. Ratna membuka peluang untuk menggali warisan budaya lainnya seperti kuliner tradisional, tari, hingga seni kriya khas seperti teratai paksian, sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan masing-masing sekolah.

Dengan program ini, Pemkot Pangkalpinang membuktikan bahwa pelestarian budaya bukan sekadar wacana, tapi aksi nyata yang menyentuh langsung ruang belajar generasi penerus bangsa. (Tn)

 

 

 

 

Pos terkait